Skip to main contentdfsdf

Home/ butaneopera5's Library/ Notes/ Trik Budidaya Bawang Merah Secara Sederhana yang Termasyhur

Trik Budidaya Bawang Merah Secara Sederhana yang Termasyhur

from web site

budidaya

Bawang merah (Allium asclonicum) adalah salah satunya komoditas hortikultura yang paling diperlukan oleh manusia. Kesuksesan yang diraih dari budidaya bawang merah ini, tentunya ditempatkan pada beragam persoalan (dampak) di atas lapangan. Antara lain metode budidaya, gempuran hama serta penyakit, kekurangan elemen micro, dan seterusnya yang menimbulkan produksi jadi menurun.

Kendati kandungan paling besar yang dipunyai bawang merah yakni air, tapi ada elemen yang lain penting diingat biar kita dapat mendatangkan umbi bawang merah dengan produksi tinggi dan memiliki kualitas. Jumlah bawang merah kuat berkaitan sama ukuran serta banyak umbi yang dibuat. Mutu bawang merah ditetapkan oleh wewangian yang tajam dan warna kulit umbinya. Kian besar dan banyak umbinya dengan wewangian yang tajam, karena itu makin tinggi juga nilai jualnya.

Tambahan bahan organik berwujud pupuk kandang, kompos atau bahan hijauan fresh yang lain bisa membetulkan susunan tanah, menaikkan agregasi, menambah daya menggenggam air dan membuat semakin tanah dengan bermacam ragam faktor hara hasil peruraian berbahan organik yang ditempatkan ke tanah (Hendrata et al, 2014).




Peristiwa

Tanaman bawang merah diperhitungkan berawal dari Asia. Beberapa literatur menuturkan kalau tanaman ini datang dari Asia tengah, terlebih wilayah Palestina dan India, namun beberapa kembali memperhitungkan kalau tanaman bawang merah datang dari Asia tenggara dan Mediterania. Sumber yang lain mengira asal mula bawang merah asal dari Negara Iran dan Pegunungan sisi utara Pakistan.

Tanaman bawang merah sebagai tanaman yang paling tua dari sejarah budidaya tanaman oleh manusia. Perihal ini diperlihatkan pada abad I dan II Dynasti (3.200-2.700) SM, bangsa Mesir menggambarkan bawang merah pada patung dan tugu-tugu mereka. Di Israel, tanaman bawang merah diketahui di tahun 1500 SM.

Warisan Yunani Kuno menegaskan, usia pembudidayaan bawang merah, diperkira 4000 tahun lalu. Di lokasi Eropa Barat, Eropa Timur dan Spanyol, tanaman ini diperbudidayakan kurang lebih 1000 tahun lalu, setelah itu menebar ke Amerika terpenting Amerika Serikat. Dalam penyebaran seterusnya, bawang merah ini berkembang sampai ke Timur jauh dan Asia Selatan. Di Jepang, budidaya bawang merah terpenting diketahui dalam akhir era yang serupa waktu bawang merah dikenali di Eropa barat. Di tahun 1975, Jepang menghasilkan bawang merah sekitar 1 juta ton dari 30 ribu hektar, maka dari itu jadi produsen nomor dua di dunia buat bawang merah. Sementara itu beberapa negara yang lain terdaftar sebagai produsen bawang merah salah satunya Jepang, Amerika Serikat, Rumania, Italia dan Meksiko (https://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2333369-sejarah-dan-asal-muasal-bawang/#ixzz2zecm1diD).

Kekuatan, Kesempatan serta Persoalan
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Barat, Propinsi Bangka Belitung, bawang merah begitu prospektif untuk diperkembangkan biarpun susunan tanahnya berpasir. Dapat mengikuti kesuksesan peningkatan bawang merah, di Kabupaten Bantul, DIY yang menanam bawang merah di sejauh pesisir pantai selatan (https://sinarharapan.co/news/read/16363/bangka-barat-potensial-kembangkan-bawang-merah).

Menurut pangamatan di atas lapangan, sebagian besar komoditas sayur yang ada Kepulauan Bangka Belitung disuplai dari Pulau Jawa dan sekelilingnya. Menyusutnya persediaan bawang merah di sebagian pasar di Pangkalpinang, pasca-lebaran menjadikan harga bawang merah condong bertambah. Harga bawang merah di Pasar Atrium Pangkalpinang, sekitar di antara Rp 55.000 - Rp 60.000 per kg

(https://bangka.mimbarnews.com/2013/08/13/harga-bawang-merah-lokal-masih-tinggi).

Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, karena tingginya cucur hujan di wilayah utama produksi, diprediksi import bawang merah yang bakal masuk lokasi Indonesia sampai 10.000 ton. Berdasar data Kemendag, harga bawang merah terus memperlihatkan mode peningkatan harga. Rerata bulan Juli, harga bawang merah nasional menggapai Rp 35.086 per kg, atau naik 19% bila ketimbang Juni senilai Rp 29.456 per kg (https://bangka.tribunenews.com/2013/08/02/bulan-ini-10000-ton-bawang-merah-impor-masuk-pasar).

Tubuh Litbang Pertanian mulai sejak beberapa tahun lalu udah mendatangkan bermacam model Varietas Unggul Baru (VUB) bawang merah, salah satunya Maja (kapasitas 10,9 ton/ha, pas untuk daratan rendah), Kuning (kapasitas 21,39 ton/ha, pas buat daratan rendah), Bima Brebes (kapasitas 9,9 ton/ha, sesuai buat daratan rendah), Katumi (kapasitas 24,1 ton/ha, sesuai untuk daratan medium), Sembrani (kemampuan 24 ton/ha, pas untuk daratan rendah hingga medium), Mentes (kapasitas 27,58 ton/ha) (R. Sinaga et all, 2011).


TEKNIK BUDIDAYA

Penyiapan bibit

Bawang merah yang diputuskan ialah varietas yang adaptive sama ukuran kecil atau tengah.
Ukuran umbi bibit yang intensif ialah 3 - 4 gr/umbi.
Umbi bibit yang bagus yang sudah diletakkan 2 - tiga bulan dan umbi masih pula dalam ikatan (umbi masihlah ada daunnya)
Umbi bibit mesti sehat, disinyalir dengan wujud umbi yang akur (tak keropos), kulit umbi tak cedera (tak mengelupas atau berkilau)
Benih dipendam dengan larutan Hormon Organik satu hari saat sebelum tanam waktu 10 menit.
Sesudah bibit ditiriskan, lalu diberi rata dengan 1 balut (100 gram) agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium + Trichoderma (Hendrata dan Murwati, 2008).
Sebelumnya dijalankan penanaman, ujung umbi bawang merah dipotong 1/3 sisi atau sesuai sama kepentingan (Hendrata et all, 2005).


Penyiapan tempat

Pemrosesan tanah dijalankan untuk membentuk keadaan susunan tanah serta aerasi yang lebih bagus.

Seharusnya tanah diratakan terlebih dulu lalu dibikin jalan buat penyiraman dengan lebar ± 50 cm.
Area diproses dengan kedalaman ± 30 cm lalu dikasih kombinasi kotoran sapi masak (2,5 ton/ha) + agensia hayati dengan bahan aktif Gliocladium + Trichoderma.
Selanjutnya didiamkan sepanjang 1 minggu.


Penanaman

Awal mulanya tanah dibasahi dahulu lalu dibentuk lubang yang udah ditata jarak tanamnya.
Bibit ditanamkan pada situasi berdiri.
Penanaman semestinya tak boleh begitu dalam, cukup ditutup tipis dengan tanah/pasir.
Jarak tanam yang dipakai 20 x 20 cm pada jumlah bibit sekitar 1 bibit per lubang.


PEMELIHARAAN

Penyiraman

Penyiraman bisa dikerjakan dengan gembor atau selang besar, dijalankan 2x satu hari (sore dan pagi) atau sama sesuai situasi tanah/tanaman khususnya setelah hujan atau turun embun buat mengelit penebaran penyakit Alternaria porii (trotol).
Kunci dari penyiraman yakni berikan air dengan baik di tanaman maka tanaman tak layu atau sebelumnya tanaman merasakan stress.


Penyiangan

Penyiangan semestinya dijalankan di keadaan gulma masih kecil, bila sudah besar cukup dipotong dengan sabit, tak boleh ditarik biar tak menghancurkan akar bawangnya.
Penyiangan dilaksanakan 2x : 7 - 10 hst serta 30 - 35 hst, bergantung kondisi dan situasi ataupun saat umbi pecah


Pengontrolan Hama serta Penyakit

Pada prinsipnya untuk menanggulangi gempuran OPT pakai rencana PHT, pestisida kimia bisa dipakai jadi opsi paling akhir.


1. Bintik Ungu (Alternaria porii (ELL) Cif.
Gara-gara gempuran :

- Daun bawang kering dan mati

- Umbi yang berupa tak prima (kecil - kecil)


Tanda-tanda gempuran:

- Bintik kecil, cengkung

- Warna putih sampai kelabu

- Apabila menjadi membesar bintik seperti membuat cincin



Pengontrolan tehnis :

- Penyemprotan bersama air bersih di tanaman seusai turun hujan


Pengaturan kimia:

- Program fungisida memiliki bahan aktif tembaga hidroksida dan Iprodion.


Pengontrolan biologi :

- Terapan agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium dan Trichoderma.





2. Bintik daun Cercospora (Cercospora duddiae)
Gara-gara gempuran :

- Berlangsung klorosis di daun



Tanda-tanda gempuran:

- Bintik klorosis, bundar, mempunyai warna kuning

- Ada di ujung daun


Pengaturan kimia:

- Terapan fungisida bahannya aktif tembaga hidroksida serta Iprodion


3. Busuk Daun (Peronospora destructor)

Karena gempuran :

- Daun kering serta mati


Tanda-tanda gempuran :

- Waktu tanaman mulai membuat umbi di cuaca yang cukup lembab jadi tanda-tanda gempuran dapat berbentuk bintik hijau pucat serta seterusnya berganti jadi kapang.


Pengontrolan tehnis :

- Penyemprotan sama air bersih selesai hujan atau saat pagi hari sebelumnya matahari muncul


Pengaturan kimia :


- Program fungisida memiliki bahan aktif metalaksil dan tebu konazold.


Pengaturan biologi :

- Program agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium serta Trichoderma.



4. Rebah bibit (Phytium debaryanum Hesse)

Karena gempuran :

- Tanaman yang anyar tumbuh akan busuk serta mati


Tanda-tanda gempuran :

- Bibit di persemaian busuk, rebah serta setelah itu akan mati


Pengontrolan tekhnis :

- Mengawasi kelembapan di sekitar persemaian biar tidaklah terlalu tinggi


Pengaturan kimia :

- Terapan bakterisida


Pengontrolan biologi :

- Terapan agensia hayati dengan bahan aktif Gliocladium serta Trichoderma.


5. Ulat (Spodophtera exigua)

Gara-gara gempuran :

- Daun tanaman jadi putus-putus atau robek dan hancur


Tanda-tanda gempuran :

- Ada telur ulat di sekeliling tanaman

- Daun apabila diteropong terlihat sisa dikonsumsi ulat


Pengaturan tekhnis :

- Potong daun yang diserang dan dibuang di area yang jauh.

Pengontrolan kimia :

- Program insektisida yang dengan bahan aktif Klorpirifos, Tebufenosida.



Pengontrolan biologi :

- Terapan agensia hayati yang memiliki bahan aktif SE-NPV (Spodophtera Exigua-Nuclear Polyhedrosis Virus).


Thrips bisa dikasihkan agensia hayati Beauveria bassiana (BVR) jumlah 100 g untuk 1000 m.

Pemupukan

Tanaman bawang merah dipupuk dengan : Urea 150 kg/ha, ZA 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha, KCl 150 kg/ha. Pemupukan dikasihkan 2x adalah usia 7 hst 1/3 sisi dan 2/3 sisi diberi di usia 30 hst.
Tanaman baiknya ditambah lagi dengan Pupuk Organik Padat (POP) jumlah 1 sdm buat 1 gembor kemampuan 10 liter, jumlah pupuk kimia dikurangkan sepertiganya.
cara budidaya tanaman disemprotkan Pupuk Organik Cair (POC) jumlah 4 - 5 tutup per bak, setiap 7 - 10 hari sekali sampai 50 hst. Mulai 30 hst tanaman disemprotkan dengan hormon organik jumlah 2 tutup per drum.


PANEN

Panen dijalankan waktu tanaman usia di antara 60 - 63 hst, terkait varietasnya.
Tanaman siap panen diidentikkan dengan 60% komunitas dari semua tanaman, daun tanamannya telah rebah, daun-daunnya jadi kering, umbi tersembul ke atas tanah, leher tangkai semu seandainya didesak lunak atau mungkin tidak keras.
Panen dijalankan waktu udara ceria.
Semuanya tanaman ditarik secara berhati-hati dengan tangan supaya tak ada umbi yang ketinggalan dalam tanah (Hendrata et al, 2014).
butaneopera5

Saved by butaneopera5

on Apr 15, 22