from web site
Apa itu Merokok Vagina?™Setelah itu dituang ke botol sentrifuse (sentrifuse selama 30 menit dengan 3000 rpm). Pembuatan arang dilakukan secara manual, yaitu cangkang sawit dalam keadaan kering ditimbang dan dilakukan pembakaran di dalam furnace pada suhu 550oC selama 1 jam. Selanjutnya arang yang dihasilkan digiling dicawan porselen dan dilakukan pengayakan dengan ukuran 60 mesh. Tahap aktivasi dilakukan dengan cara merendam arang dalam larutan aktivator kimia (KOH dan H3PO4) yang telah divariasi konsentrasinya yaitu, 1%, 5%, 10%, dan 20%. Campuran didiamkan selama 24 jam. Kemudian arang disaring dengan menggunakan kertas saring. Selanjutnya arang aktif dicuci dengan akuades hingga pH 7, kemudian disaring dengan kertas saring. Sampel yang telah didapat dikeringkan di dalam oven pada suhu 110oC selama 1 jam. 3.5.3 Karakterisasi arang aktif a. Sebanyak 1 gram arang aktif ditempatkan pada cawan porselen yang telah diketahui massanya, lalu dikeringkan ke dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam. Sebanyak 1 gram arang aktif ditempatkan di dalam cawan porselin, dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC sampai diperoleh massa konstan, sampel dalam cawan lalu dimasukkan ke dalam tanur dan diabukan pada suhu 650oC selama 4 jam, lalu didinginkan dalam desikator.
Pengecatan atau pewarnaan dilakukan dengan menambahkan larutan metilen biru sebanyak 1 tetes pada 500 mg sediaan di atas objek gelas. Tutup dengan kaca penutup. Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,0) dan larutan dapar pH asam (pH 4,0) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissu. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam akuades hingga 100 ml. Kemudiaan elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan nilai pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003). Pengamatan dilakukan pada hari pertama dibuat dan setelah penyimpanan 0, 3, 6, 9 dan 12 minggu. Pengukuran viskositas sediaan dapat ditentukan dengan menggunakan viskometer Brookfield (Ansel, 2005). Sediaan dimasukkan ke dalam wadah sampai mencapai volume 100 ml, kemudian dimasukkan spindle sampai batas pencelupan dan dijalankan alat dengan menekan tombol ON dan diatur kecepatan spindle (rpm).
Proses pembuatan H3PO4 5% yang dibuat sebanyak 500 ml dilakukan dengan cara mengukur H3PO4 85% sebanyak 29,41 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 500 ml, kemudian tambahkan akuades Click for more sampai garis tanda. Proses pembuatan H3PO4 10% yang dibuat sebanyak 500 ml dilakukan dengan cara mengukur H3PO4 85% sebanyak 58,82 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 500 ml, kemudian tambahkan akuades sampai garis tanda. Proses pembuatan H3PO4 20% yang dibuat sebanyak 500 ml dilakukan dengan cara mengukur H3PO4 85% sebanyak 117,64 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 500 ml, kemudian tambahkan akuades sampai garis tanda. Proses pembuatan KOH 1% dengan cara menimbang 5 gram KOH kemudian dilarutkan dalam akuades 1000 ml. Proses pembuatan KOH 5% dengan cara menimbang 25 gram KOH kemudian dilarutkan dalam akuades 1000 ml. Proses pembuatan KOH 10% dengan cara menimbang 50 gram KOH kemudian dilarutkan dalam akuades 1000 ml. Proses pembuatan KOH 20% dengan cara menimbang 100 gram KOH kemudian dilarutkan dalam akuades 1000 ml.
Hasil organoleptis sediaan krim lulur yang dibuat dengan kombinasi arang aktif memiliki bau yang sama dan tidak ada pemisahan fase dari masing-masing sediaan. Hal tersebut dikarenakan semua formula mengandung miyak sawit merah yang memiliki bau yang khas. Hal terebut dikarenakan arang aktif tersebut memiliki warna hitam yang pekat. Hal tersebut dikarenakan arang aktif yang digunakan berbentuk serbuk padat, sehingga dapat meningkatkan kekentalan serta kepadatan dari sediaan krim lulur. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui bahan-bahan sediaan yang dibuat dapat terdistribusi secara merata. Hasil Penentuan tipe emulsi dari semua sediaan krim lulur minyak sawit merah yang dikombinasikan dengan arang aktif pada penelitian ini menggunakan metode pewarnaan dengan metil biru dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. Hasil pengukuran pH sediaan krim lulur minyak sawit merah dan arang aktif dilakukan dengan menggunakan pH meter. Uji pH bertujuan untuk melihat derajat keasaman suatu sediaan sehigga dapat menjamin sediaan krim lulur memberikan rasa nyaman di kulit pada saat digunakan. Derajat Keasaman (pH) merupakan salah satu indikator penentu kestabilan suatu sediaan. Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan jika pH terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik. Uji pH bertujuan untuk melihat derajat keasaman suatu sediaan sehigga dapat menjamin sediaan krim lulur memberikan rasa nyaman di kulit pada saat digunakan. Derajat Keasaman (pH) merupakan salah satu indikator penentu kestabilan suatu sediaan. Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan jika pH terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik.